Kamis, 25 Maret 2010

PENGERTIAN KARTOGRAFI

CARTOGRAPHIC





PENGERTIAN CARTOGRAPHIC merupakan bagian dari ilmu geografi yang berhubungan dengan pemetaan. Hal ini berkaitan erat dengan sistem komunikasi antara si pembuat peta dan si pengguna peta. Untuk menyampaikan berbagai informasi, baik berupa informasi grafis maupun informasi atribut, diperlukan media yang tepat untuk menyampaikannya, yaitu dengan menggunakan peta sebagai media komunikasi dalam bentuk hardcopy maupun dalam bentuk softcopy.

Peta-peta ini nantinya dapat digunakan sebagai data dan dokumen baik secara aktual maupun secara periodik untuk memberikan informasi geografis suatu wilayah. Dalam kartografi, baik sebgai salah satu bagian dari ilmu geografi dan dokumen ilmiah, kartografi juga merupakan teknik dan pengetahuan untuk menunjukkan suatu fenomena geografis pada suatu daerah yang dipilih dan digeneralisasi. Baca Artikel Lengkapnya

A. PENDAHULUAN
Kartografi adalah ilmu dan teknik pembuatan peta (Prihandito, 1989). Dalam kaitannya dengan survei arkeologi, pembahasan mengenai kartografi pada bab ini tidak langsung dikaitkan dengan ilmu dan teknik pembuatan peta, tetapi lebih berkaitan dengan pemanfaatan peta yang sudah dipublikasikan untuk kepentingan survei. Ulasan tentang teknik pemetaan secara garis besar sudah dibahas dalam Bab

Mengingat peta termasuk sebagai perlengkapan utama dalam kegiatan survei arkeologis, maka bab ini selain membahas pemanfaatan peta untuk survei arkeologis, juga akan membahas tentang jenis-jenis peta dan teknik pembacaan peta. Pemanfaatan peta yang dikemukakan dalam bab ini dapat melengkapi ?Pengumpulan Informasi untuk Interpretasi? yang dijelaskan di Bab IV dan survei situs arkeologis yang dijelaskan di Bab VII, VIII, dan IX.



B. PENYAJIAN
1. Pengenalan Jenis-jenis Peta
Peta dapat diklasifikasikan menurut jenis, skala, fungsi, dan macam persoalan (maksud dan tujuan). Ditinjau dari jenisnya peta dapat dibedakan menjadi dua, yaitu peta foto dan peta garis. Peta foto adalah ?peta yang dihasilkan dari mosaik foto udara / ortofoto yang dilengkapi garis kontur, nama, dan legenda? (Prihandito 1989: 3).
Peta ini meliputi peta foto yang sudah direktifikasi dan peta ortofoto. Adapun peta garis adalah ?peta yang menyajikan detil alam dan buatan manusia dalam bentuk titik, garis, dan luasan? (Prihandito 1989: 3). Peta ini terdiri atas peta topografi dan peta tematik.
Ditinjau dari skalanya, peta dapat dibedakan menjadi peta skala besar (1:50.000 atau lebih kecil, misalnya 1:25.000) dan peta skala kecil (1:500.000 atau lebih besar).

Adapun menurut klasifikasi berdasarkan fungsi, terdapat tiga macam peta, yaitu:
Peta umum, yang antara lain memuat jalan, bangunan, batas wilayah, garis pantai, dan elevasi. Peta umum skala besar dikenal sebagai peta topografi, sedangkan yang berskala kecil berupa atlas;
Peta tematik, yang menunjukkan hubungan ruang dalam bentuk atribut tunggal atau hubungan atribut; dan
Kart, yang didesain untuk keperluan navigasi, nautical dan aeronautical (Prihandito 1989: 3-4).

Adapun peta yang dapat diklasifikasikan menurut macam persoalan (maksud dan tujuan), anta
ra lain meliputi: peta kadaster, peta geologi, peta tanah, peta ekonomi, peta kependudukan, peta iklim, dan peta tata guna tanah (Prihandito 1989: 4).
Di antara macam-macam peta peta tersebut, yang sering digunakan dalam survei arkeologi adalah peta topografi. Peta topografi adalah peta yang menampilkan, semua unsur yang berada di atas permukaan bumi, baik unsur alam maupun buatan manusia, sehingga disebut juga peta umum. Unsur alam antara lain meliputi: relief muka bumi, unsur hidrografi (sungai, danau, bentuk garis pantai), tanaman, permukaan es, salju, dan pasir (Prihandito 1989: 23; Hascaryo dan Sonjaya 2000: 10).

Adapun unsur buatan manusia di antaranya adalah: sarana perhubungan (jalan, rel kereta api, jembatan, terowongan, kanal), konstruksi (gedung, bendungan, jalur pipa, jaringan listrik), daerah khusus (daerah yang ditanami tumbuhan, taman, makam, permukiman, lapangan olah raga), dan batas administratif (Prihandito 1989: 22; Hascaryo dan Sonjaya 2000: 10).
Tinggalan-tinggalan arkeologis atau bersejarah seperti bangunan megalitik, candi, gereja, dan reruntuhan bangunan kuna, seringkali juga ditampilkan dalam peta topografi (lihat McIntosh, 1986: 44). Selain menyajikan data keruangan, peta topografi juga memuat data non-keruangan, antara lain grid, graticul (garis lintang dan bujur), arah utara, skala, dan legenda (keterangan mengenai simbol-simbol yang digunakan pada peta)

2. Pemanfaatan Peta
Peta topografi dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan, serta dapat digunakan sebagai peta dasar (base map) dalam pembuatan peta tematik, seperti peta arkeologi dan peta turis (lihat Prihandito 1989: 17). Dalam survei arkeologi, peta topografi berguna untuk memperoleh gambaran umum tentang wilayah yang diteliti.
Dalam kondisi tertentu, misalnya medan survei yang terlalu berat, peta yang sudah ada dapat dipakai untuk memplotkan temuan arkeologis. Pemetaan tersebut, meskipun hanya bersifat sementara, sangat efektif untuk menyimpan dan menyelamatkan data arkeologis (Hascaryo dan Sonjaya 2000: 1).

Data dari peta topografi yang diambil untuk membuat peta arkeologi hanya satu atau dua unsur saja, tergantung dari skala dan tujuan pembuatan peta arkeologi itu. Data tersebut digunakan sebagai latar belakang penempatan dan orientasi secara geografis. Selain peta topografi, yang dapat digunakan sebagai peta dasar antara lain adalah foto udara, peta geologi, dan peta administratif (Hascaryo dan Sonjaya 2000: 10).
Besar skala peta dasar yang dibutuhkan untuk membuat peta arkeologi tergantung pada luas wilayah yang akan dipetakan, yaitu:
wilayah seluas provinsi memerlukan peta dasar berskala 1:100.000 sampai dengan 1:250.000;
wilayah seluas kabupaten memerlukan peta dasar berskala 1:50.000 sampai dengan 1:100.000;
wilayah setingkat kecamatan, desa, atau situs memerlukan peta dasar berskala 1:10.000 sampai dengan 1:25.000 (Wasisto 1998, dikutip dalam Hascaryo
dan Sonjaya 2000: 10).

Jenis Jenis Peta
Peta daat digolongkan menjadi beberapa dasar yaitu :
Penggolongan berdasarkan skalanya :

1. Peta skala besar dengan skala 1: 25.000. Peta ini isinya lebih detail contoh peta tofografi.
2. Peta skala sedang dengan skala 1: 25,000 – 1: 2.000.000 peta ini hanya memuat yang penting penting saja.
3. Peta skala kecil dengan skala lebih dari 1:200.000.
@ Penggolongan berdasarkan isi dan fungsinya:
1. Peta umum (General Map) yaitumpeta yang memuat kenampakan kenampkan umum (lebih dari satu jenis ) memuat kenampakan fisis lamiah da kenampakan budaya. Peta ini lebih berfungsi sebagai orintasi.
2. Peta tematik yaitu peta yang memuat satu jenis kenampakan saja peta tertentu baik kenampakan
fisis maupun kenampakan budaya.
3. Peta kart yaitu peta yang di desain untuk keperluan navigasi, nautical, aeronautical.
Penggolongan berdasarkan tujuannya:

1. Peta geologi bertujuan untuk menunjukan formasi batuan atau aspek geologi lainnya di suatu daerah.
2. Peta iklim bertujuan untuk menunjukkan berbagai macam sifat iklim di suatu daerah.
3. Jenis jenis lainnya : misalnya peta tanah, peta kependudukan peta tata guna lahan dan sebaginya

Penggambaran keadaan muka bumi ke dalam bidang datar yang kemudian disebut peta, merupakan salah satu kebutuhan awal bagi para pengelola dan perencana sumber daya.
peta merupakan gambaran permukaan bumi yang berisi fenomena alam dan fenomena buatan memuat informasi yang diperlukan dalam pengelolaan sumberdaya di berbagai bidang pembangunan termasuk bidang perencanaan tata ruang, kehutanan, perkebunan, pertanian, kelautan, pertambangan dan lain sebagainya.
Secara umum peta diartikan sebagai gambaran konvensional dari pola bumi yang digambarkan seolah olah dilihat dari atas ada bidang datar melalui satu bidang proyeksi degan dilengkapi tulisan tulisan untuk identifiksinya
Peta mengandung arti komunikasi. Artinya merupakan suatu signal atau Channel antara sipengirim pesan ( pembuat peta) dengan si penerima pesan (pemakai peta). Dengan demikian peta digunakan untuk mengirim pesan berupa informasi tetang realita dari fenomena geografi.
Peta pada dasarnya adalah sebuah data yang didesain untuk mampu menghasilkan sebuah informasi geografis melalui proses pengorganisasian dari kolaborasi data lainnya yang berkaitan dengan bumi untuk menganalisis, memperkirakan dan menghasilkan gambaran kartografi.

Informasi ruang mengenai bumi sangat kompleks, tetapi pada umunmya data geografi mengandung 4
aspek penting, yaitu (Zhou, 1998):

1. Lokasi-lokasi yang berkenaan dengan ruang, merupakan objek-objek ruang yang khas pada sistem
koordinat (projeksi sebuah peta)
2. Atribut (ciri bahan), informasi yang menerangkan mengenai objek-objek ruang yang diperlukan
3. Hubungan ruang, hubungan lojik atau kuantitatif diantara objek-objek ruang
4. Waktu, merupakan waktu untuk perolehan data, data atribut dan ruang.
Fungsi Peta
Peta mempunyai beberapa fungsi, yaitu :
· Memperlihatkan posisi atau lokasi relatif dari suatu tempat.
· Memperlihatkan ukuran dalam pengertian jarak dan arah.
· Memperlihatkan bentuk atau unsur yang terdapat di permukaan bumi.
· Menghimpun serta menselektif data permukaan bumi.


Jenis Peta
Berdasarkan jenisnya, peta dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Peta Topografi
Peta Topografi merupakan peta yang memperlihatkan posisi horisontal serta vertikal dari unsur alam dan unsur buatan manusia dalam suatu bentuk tertentu, dengan memperhatikan sistem proyeksi peta yang digunakan serta skala peta. Umumnya peta topografi dibuat untuk keperluan perencanaan pembangunan, karena pada peta topografi disajikan unsur-unsur permukaan bumi yang sesuai dengan kondisi pada saat pembuatan petanya.

Peta Topografi disebut juga sebagai peta dasar, karena peta topografi digunakan sebagai dasar untuk pembuatan peta-peta lainnya, baik untuk pembuatan peta topografi dengan skala peta yang lebih kecil dari peta aslinya (original map), atau juga untuk pembuatan peta-peta tematik.

Berikut adalah contoh peta topografi :
Peta Planimetrik
Peta yang menyjikan informasi tentang beberapa tipe unsur permukaan bumi, pada peta ini informasi ketinggian tidak disajikan.

Peta Teknik
Peta yang menyajikan detail permukaan bumi untuk keperluan proyek rekayasa (jalan, dam), dan juga untuk keperluan estimasi biaya konstruksi.

Peta Pendaftaran Tanah/Kadaster

Peta yang menyajikan data mengenai garis kepemilikan tanah berikut sudut dan panjangnya, pemilik, ukuran persil, serta beberapa informasi lainnya.

Peta Bathimetrik
Peta yang menyajikan kedalaman air dan konfigurasi topografi bawah laut, umumnya mempunyai sistem koordinat yang bereferensi pada sistem koordinat peta topografi.

2. Peta Tematik
Peta tematik adalah peta yang menyajikan unsur-unsur tertentu dari permukaan bumi sesuai dengan topik atau tema dari peta bersangkutan. Umumnya peta ini digunakan sebagai data analisis dari beberapa unsur permukaan bumi didalam pengambilan suatu keputusan untuk pembangunan.

Pada pembuatan peta tematik, data dasar yang digunakan adalah peta topografi, sedang data tematik yang disajikan adalah hasil survey langsung (data primer) dan survey tidak langsung (data sekunder). Penyajian data topografi pada peta tematik disesuaikan dengan unsur yang diperlukan di dalam menunjang data tematik yang disajikan. Data tematik yang disajikan dapat dalam bentuk kualitatif dan/atau data kuantitatif.






Berikut ini beberapa contoh peta tematik :

Peta Diagram

Pada peta diagram, dua atau lebih subyek tematik yang berelasi disajikan dalam bentuk diagram yang proporsional. Diagram yang disajikan dapat dalam bentuk diagram batang, lingkaran, empat persegi panjang, diagram kurva. Masing-masing diagram disajikan pada posisi dari suatu lokasi atau dipusat area. Misal : peta industri.

Peta Distribusi

Peta tematik yang menggunakan simbol titik untuk menyajikan suatu data yang spesifik, serta mempunyai kuantitas yang pasti dari sejumlah variabel. Misal : peta sebaran penduduk.

Peta Choropleth

Peta tematik yang menyajikan ringkasan distribusi kuantitatif dengan basis deliminasi area batas administrasi. Misal : peta kepadatan penduduk.

Peta Dasymetrik

Peta tematik sejenis choropleth, tetapi biasanya bukan pada batas administrasi, melainkan pada batas dari area yang disurvey.

Peta Chorochromatik

Peta tematik yang memperlihatkan distribusi kualitatif dari fenomena spesifik dan relasinya. Misal : peta tanah.

Peta Isoline

Peta tematik yang memperlihatkan harga numerik untuk distribusi yang kontinyu, dalam bentuk garis-garis yang terhubung pada suatu harga yang sama. Misal : peta isobar.

Peta Alir
Peta tematik yang menyajikan informasi dalam bentuk garis tebal atau warna untuk memperlihatkan arah atau frekuensi pergerakan. Misal : peta frekuensi transportasi.

Chart
Peta tematik yang bersifat khusus. Chart merupakan peta yang menyajikan data dan informasi yang berhubungan dengan unsur navigasi atau keselamatan perhubungan. Jenis chart yang dikenal adalah Peta Navigasi Laut (Nautical Chart) dan Peta Navigasi Udara (Aero Nautical Chart).

3 komentar:

  1. Udah elok follow back... mkashy ^___^

    BalasHapus
  2. TIADA KATA YANG PALING INDAH" TERKECUALI ASALAMUALAIKUM WAROHMATULLOHI WABAROKATU,HAY HALLO SALAM BERGABUNG DAN KENALAN YA.......?
    WASSALAM WR.WB.

    BalasHapus
  3. TERIMAKASIH ATAS REFRENSINYA

    BalasHapus